Sabtu, 04 Mei 2013

My First Summit. Real One.


Late post banget sih biasa lah gue anaknya suka nyimpen dulu haha. Maret 2013 kemaren gue baru aja naik gunung, the real one mountain, men! Sebelumnya sih udah naik gunung tapi gunung ala kadarnya kaya Gunung Bromo yang udah diperuntukan buat wisatawan banget sama Gunung Api Purba Nglanggeran yang tingginya kira-kira cuma 800mdpl doang. Gue kesana diajak sama Hafiz lalu mengajak Agung dan Agung mengajak Kiko. Yagitudeh kita ber6 jadinya. Lewat jalur yang begitu berat lewat jalur Wekas. Terima kasih sebelumnya buat Agung terutama yang selalu meyakinkan kalo gue bisa dan kita sama-sama meyakinkan kita kuat dan Hafiz juga memberikan kepercayaan diri sebelumnya. Hix terharu. Tanggal 24 Maret 2013 perjalanan dan ngecamp, tanggal 25 Maretnya itu akhirnya segala puji bagi Tuhan yang Maha Esa, sampai aja gitu di Puncak Kentheng Songo. Alhamdulillah akhirnya bisa menaklukan puncak di ketinggian 3145mdpl. ALHAMDULILLAH! 

Just follow me till the summit.

Ok. Now we reached summit together.


Terima kasih kalian membuat perjalanan saya sampai ke Puncak. Gunung punya magis yang kuat banget ternyata yah. Pas buat kontemplasi, pantesan aja Soe Hok Gie cita-citanya mati di gunung dan sisa kremasinya ditabur di Pangrango tempat favoritenya doi. Disana diatas kita merasa tinggi dan gak berhenti-henti berucap syukur karena perjalanan yang dilewati gak gampang. Keindahan Tuhan yang gak habis-habis kita puja-puja. Minimal sekali seumur hidup harus lah ke gunung, Pelajaran dari alam gak akan kita dapet dimanapun. 

Terima kasih sekali lagi buat Agung, karena kamu aku percaya bisa sampai atas sana. Selalu membuat optimis di kala pesimis. Waktu pesimis dan nyerah karena gue ngalamin jatoh beberapa kali dan yang terakhir fatal itu.. yang gak bisa gue lupain. Menuntun jalan sampai ke basecamp padahal gue tau doi capek banget. Pas di jalan pulang di motor bawa carrier gede gaban gue ketiduran gak ngerti lagi sama kelakuan gue yang gak tepat banget waktunya. Yak sepanjang jalan tangan gue dipaksa meluk biar gak jatoh kebelakang dan dipegangin terus sepanjang jalan. Terima kasih alam, Tuhan, Mama Papa and also you always guiding me through the right. Dan tau kan abis itu rasanya gue ke doi gimana.. Ok well bye. See you next vagabond! Xx, Lik

Rabu, 06 Februari 2013

Senja selalu punya cerita.

Pagi, siang, sore, malam terhubung dalam rangkaian hari. Tuhan menciptakan suasana hari yang berbeda-beda. Mulai dari temaramnya fajar menuju pagi, terang di siang, gelap di malam. Tapi, di senja. Ah apa yah sampai sekarang belum bisa menemukan kata yang pas untuk senja. Dari segala kondisi di hari saya paling suka senja. Entah kenapa senja selalu bercerita.

Selalu, ketika saya berbicara tentang senja menggunakan bahasa yang indah untuk menginterpretasikan keindahannya juga. Bukannya tidak menyukai kondisi di lain senja, hanya saja senja lah yang bisa merangkum keadaan yang kita lakukan setelah setengah dari hari beraktivitas. Senja yang mampu menyediakan waktu dan kondisi alam yang tepat untuk berkontemplasi. Tepat karena senja tidak mempunyai waktu yang lama untuk singgah, maka dari itu janganlah kau titipkan cinta pada senja karena senja itu hanya sementara. Sengaja memang diberi waktu sebentar karena Tuhan hanya ingin hambanya menikmati sejenak, merenung lalu disambung dengan doa dari renungannya..

Di Tanah saya dilahirkan dan dibesarkan, Indonesia. Senja terlalu indah untuk dilewatkan begitu saja. Tunggu saja dia, kau pasti akan menikmatinya dan tak akan rela ia pergi begitu saja. Senja di gunung, laut, hutan, jendela rumah. Selalu indah andai saja alam berkonspirasi menunjukkan kekuasaan-Nya.